“Bahkan, Toraja menjadi salah satu daerah yang selalu menonjolkan semangat persatuan dan saling menghormati antar umat beragama,” tambah Salvius.
Lanjutnya mengatakan, Festival paduan suara Natal yang melibatkan umat Muslim ini bukan kali pertama menunjukkan bentuk toleransi yang tinggi. Kata dia, pada tahun-tahun sebelumnya, Toraja juga menyelenggarakan berbagai acara keagamaan yang melibatkan kerjasama antar umat beragama.
“Sebagai contoh, pada tahun 2019, Toraja menjadi tuan rumah untuk Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH), yang digelar di aula Gereja,” jelasnya.
“Hal ini sangat jarang terjadi di daerah lain dan menjadi bukti nyata bahwa di Toraja, agama bukanlah pemisah, melainkan penghubung,” imbuhnya.
Lebih jauh Salvinus menjelaskan, keterlibatan umat Muslim dalam Festival Natal 2024 ini juga mencerminkan nilai-nilai luhur tradisi lokal Toraja, yakni Tallu Batu Lalikan, yang mengajarkan tentang pentingnya saling menopang dan mendukung antar sesama, tanpa membedakan latar belakang agama maupun suku.