Sindrom Yerusalem adalah suatu kondisi disorientasi yang diyakini disebabkan oleh daya tarik agama di kota tersebut, yang dianggap suci bagi tiga agama besar: Kristen, Yahudi, dan Islam. Kondisi ini membuat peziarah asing percaya bahwa mereka adalah tokoh-tokoh dalam Alkitab.
Terdakwa kemudian diminta menjalani evaluasi kejiwaan, sementara pihak berwenang tidak mengungkapkan nama tersangka karena diperintahkan untuk merahasiakannya. Kejadian ini terjadi dalam konteks ketegangan yang semakin meningkat selama musim liburan Yahudi, dengan tindakan kekerasan seperti meludah dan penyerangan oleh orang Yahudi ultra-Ortodoks yang radikal terhadap jamaah Kristen.
Museum Israel, yang terkenal dengan pameran arkeologi, seni rupa, serta seni dan kehidupan Yahudi, menggambarkan peristiwa ini sebagai sesuatu yang meresahkan dan tidak biasa. Museum ini dengan tegas mengutuk segala bentuk kekerasan dan berharap insiden serupa tidak akan terulang.