Feri menjelaskan, “Ketika linmas masih berjaga, orang tidak boleh membuang sampah di sini, tetapi akibatnya tumpukan sampah muncul di jalan. Kontrak linmas hanya berlangsung selama 8 bulan, sampai Agustus lalu.” Menurutnya, banyak warga dari luar Kotabaru yang juga membuang sampahnya di sana, dan ia telah bosan mengingatkan mereka.
Feri mengklaim bahwa ini adalah situasi terburuk yang pernah ia saksikan selama tujuh tahun berjualan di Kotabaru. Pada Agustus lalu, tumpukan sampah masih belum mencapai jalan dan bisa ditutupi dengan terpal.
Biasanya, sampah di Depo Kotabaru ini habis dalam 2-3 kali pengangkutan. Namun, pagi ini saja sudah ada 5-6 truk compactor dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta yang datang mengangkut sampah di depo ini. “Ini adalah yang paling banyak,” katanya dengan kagum.