<strong>JENGGALA.ID</strong> - Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) terus berusaha keras untuk memastikan akses internet merata di seluruh Indonesia sebagai bagian dari Program Prioritas mereka. Mereka juga fokus pada perbaikan tata kelola dengan penekanan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan kepatuhan terhadap peraturan. Menurut Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo, Fadhilah Mathar, perbaikan tata kelola BAKTI terbagi menjadi tiga aspek: tata kelola yang baik, perhatian terhadap risiko, dan kepatuhan terhadap peraturan. Ini dilakukan untuk mencapai tujuan pemerataan akses internet dan transformasi digital. Selain perbaikan tata kelola, BAKTI Kominfo juga aktif dalam membangun infrastruktur. Mereka terus membangun Base Transceiver Station (BTS) 4G, menggunakan jaringan kabel serat optik Palapa Ring, dan mengoperasikan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1. Semua ini merupakan komitmen BAKTI Kominfo untuk mempercepat akses internet dan transformasi digital.<!--nextpage--> Fadhilah menjelaskan bahwa hingga Juli 2023, sudah ada 4.343 titik BTS 4G yang beroperasi, termasuk tambahan 626 lokasi yang sudah siap secara fisik. Meskipun masih ada 1.277 BTS yang belum aktif, BAKTI bertekad untuk menyelesaikan pembangunan BTS 4G di daerah tertinggal (3T) tahun ini. Proyek Palapa Ring, yang telah selesai, juga berdampak positif dengan meningkatkan akses internet dan harga layanan cepat di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Proyek ini melibatkan infrastruktur telekomunikasi serat optik sepanjang 36.000 kilometer yang mencakup 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Fadhilah juga mengungkapkan bahwa SATRIA-1 akan terhubung dengan 150 ribu titik layanan publik, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Harapannya, hingga tahun 2025, setiap desa di Indonesia akan memiliki akses teknologi seluler atau jaringan internet yang memadai.<!--nextpage-->