Setiap ide yang lahir dari diskusi menekankan bahwa AI bukan sekadar teknologi, tapi sarana membuka peluang belajar yang setara. Alfath Bagus Panuntun dari UGM menyoroti kondisi nyata di Mapi, Papua, sebagai dasar modul praktis yang menyesuaikan kebutuhan lokal. Para peserta berbagi praktik terbaik dan strategi kreatif, memastikan setiap modul dapat memecahkan hambatan yang selama ini menghalangi anak-anak belajar optimal.
“AI bukan alat semata, tapi jembatan agar anak-anak di 3T bisa mengakses pendidikan berkualitas, mengejar ketertinggalan, dan membuka peluang masa depan,” ujar Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Indigo. Pernyataan ini menegaskan komitmen Telkom Indonesia untuk menghadirkan solusi yang berdampak langsung, bukan sekadar wacana di atas kertas.












