“Talud ini sangat penting untuk menjaga kestabilan lahan sekaligus melindungi jalan raya untuk warga,” ujar mereka.
Mereka juga menambahkan proses pembangunan talud tersebut berjalan lancar dengan melibatkan umat dan dewan pastoral paroki dan stasi yang secara sukarela bergotong royong. Pembangunan itu diharapkan selesai dalam beberapa minggu ke depan sehingga dampaknya segera dirasakan oleh masyarakat.

Kegiatan yang melibatkan warga setempat dan umat Katolik, bertujuan untuk memperkuat struktur lahan di sekitar sungai sekaligus mencegah erosi dan longsor saat musim hujan. Talud terasering yang dibangun sejauh kurang lebih panjang 70 meter.
“Semoga talud sungai ini yang kami bangun dengan swadaya murni umat Katolik Paroki Nonongan dapat bermanfaat dalam jangka panjang, khususnya dalam mengurangi risiko bencana longsor lagi,” ungkap beberapa umat yang enggan disebut namanya.
			












