Sudan Makin Panas, AS Evakuasi Warganya

Jenggala.id - Terjadi sebuah tragedi di Sudan yang berubah drastis menjadi peperangan, menggagalkan upaya untuk membangun kembali pemerintahan sipil dan membawa negara yang sudah dalam keadaan miskin ke ambang bencana kemanusiaan, sambil mengancam konflik yang lebih besar. Pertempuran antara dua faksi militer Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) meletus pada hari Sabtu (15/4/2023). Situasi ini dipicu oleh persaingan antara dua faksi militer utama yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, mengakibatkan kegagalan dalam proses transisi pemerintahan sipil sejak jatuhnya diktator Omar al-Bashir. Baca juga : Situasi Akibat Perang Sudan Semakin Memburuk Pasukan militer Amerika Serikat (AS) telah berhasil mengevakuasi diplomat-diplomat AS dan keluarga mereka dari Sudan, menyusul terjadinya pertempuran antara Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dengan warga sipil yang mengakibatkan kematian ratusan orang. Operasi tersebut melibatkan enam pesawat dan telah dilakukan dengan koordinasi yang baik bersama RSF. Sumber yang mengetahui masalah tersebut memberitahu Reuters bahwa militer AS telah sukses mengevakuasi personel kedutaan AS. Selain itu, warga negara asing lainnya juga mulai dievakuasi dari pelabuhan Laut Merah di Sudan pada hari Sabtu. Baca juga : Menhan Korea Selatan: BTS Mungkin Bisa Tampil Saat Wajib Militer Serangan berdarah di tengah perkotaan telah mengakibatkan banyak orang terjebak di ibu kota Sudan, serta melumpuhkan bandara dan membuat beberapa jalan tidak dapat dilalui. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara asing telah mengimbau para pemimpin militer yang bertikai untuk menghormati pernyataan gencatan senjata yang sebagian besar diabaikan, dan untuk memastikan keamanan jalan bagi warga sipil yang hendak melarikan diri serta pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan. Dalam situasi di mana bandara ditutup dan langit tidak aman, ribuan orang asing termasuk staf kedutaan, pekerja bantuan, dan mahasiswa yang berada di Khartoum dan wilayah lainnya di negara terbesar ketiga di Afrika terjebak tanpa bisa keluar. Baca juga : Moskow Sepakat Gencatan Senjata Kemanusiaan Arab Saudi telah berhasil mengevakuasi warga negaranya dari Pelabuhan Sudan di Laut Merah yang berjarak 650 km (400 mil) dari Khartoum. Sementara itu, Yordania juga akan menggunakan rute yang sama untuk mengevakuasi warga negaranya. Negara-negara Barat diperkirakan akan mengirim pesawat untuk mengevakuasi warganya dari Djibouti, meskipun tentara Sudan mengatakan bahwa bandara di Khartoum dan kota terbesar Nyala di Darfur mengalami masalah. Seorang diplomat asing yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa beberapa staf diplomatik di Khartoum berharap untuk dievakuasi melalui udara dari Pelabuhan Sudan dalam waktu dua hari ke depan. Baca juga : Jaringan Damai Papua Serukan Jangan Ada Lagi Penyerangan di Papua Namun, Kedutaan Besar AS telah memperingatkan orang Amerika bahwa mereka tidak dapat membantu konvoi dari Khartoum ke Pelabuhan Sudan dan perjalanan akan menjadi risiko pribadi masing-masing. Tentara, di bawah Abdel Fattah al-Burhan dan saingan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, sejauh ini gagal mematuhi gencatan senjata yang disepakati hampir setiap hari sejak permusuhan pecah pada 15 April. Pertempuran hari Sabtu melanggar apa yang dimaksudkan sebagai gencatan senjata tiga hari dari hari Jumat untuk memungkinkan warga terjaga keselamatannya dan dapat mengunjungi keluarga selama hari raya Idul Fitri. Kedua belah pihak menuduh yang lain tidak menghormati gencatan senjata. "Saya tidak punya masalah dengan gencatan senjata," ucap Hemedti kepada Al Arabiya TV pada Sabtu malam. "Mereka (tentara) tidak menghormatinya. Jika mereka menghormatinya, kami juga."

Sudan Makin Panas, AS Evakuasi Warganya

Degradasi Estetika, Pemerhati Kota Minta Pemasangan Reklame dan Billboard Perlu Dibatasi Kuota

Dua Lembaga Survei Rilis Kemenangan Paslon Nomor Dua, Adhitia Yudisthira Minta Tim Relawan Perkuat dan Kawal Suara

BeritaLainnya

Degradasi Estetika, Pemerhati Kota Minta Pemasangan Reklame dan Billboard Perlu Dibatasi Kuota

Dua Lembaga Survei Rilis Kemenangan Paslon Nomor Dua, Adhitia Yudisthira Minta Tim Relawan Perkuat dan Kawal Suara

Keunggulan Suaib Mansur-Triyono Kusnan dalam Debat Calon Bupati Luwu Utara

Bittime Resmi Jadi Anggota Bursa Kripto dan Kliring Komoditi Indonesia

Wujudkan Lingkungan Bersih, Kelurahan Karangmekar Gelar Gebyar Sasar Lingkungan

Mengenal Selaput Dara, Bagian dari Organ Reproduksi

Relawan dan Tukang Cukur Se-Banyuresmi Deklarasikan Dukungan Untuk Paslon Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan

Gugatan LSM Forum Peduli Toraja ke PTUN Makassar Ditolak

Kerajaan Majapahit yang Pernah Ada di Indonesia

Recommended

Ketua MK Anwar Tak Mundur dari Perkara yang Berkaitan dengan Gibran

Erick Thohir Lebih Unggul dari Mahfud, Muhaimin, dan Khofifah

Manfaat Luar Biasa dari Jalan Kaki

Cuaca di Jabar dan Sekitarnya Masih Dominasi Cerah Berawan

Sudan Makin Panas, AS Evakuasi Warganya

BeritaTerkait

BeritaLainnya

Recommended