“Prinsipnya, bagaimana kepala daerah menilai sudut pandang sampah seperti apa, jika selama ini hanya menjadi komoditi ekonomi dengan menarik retribusi atau iuran semata, hasilnya sudah jelas, hanya memindahkan persoalan dari hulu ke hilir dan yang terjadi menggunungnya TPA dan munculnya ancaman dikemudian hari, seperti saat ini saat terjadinya kebakaran bahkan berpotensi meledak,” tegas Steve Ewon.
Disinggung terkait dengan edukasi dan ajakan terhadap masyarakat untuk menyelesaikan sampah ditingkat individu, Steve Ewon menuturkan butuh waktu dan kemauan yang kuat dari para stakeholder yang berwenang.
“Cukup sulit, tetapi jika niat kita positif da. Optimis, insyaallah akan berhasil, semua dimulai dengan niat tulus, memberikan contoh, dan membuat aturan dan sistematis. Awalnya kami dianggap konyol harus ngurus sampah di tingkat individu, namun seiring waktu, bisa teratasi dan sangat mudah menyelesaikannya, bisa dilihat desa Kertawangi tidak akan ada tumpukan sampah, bahkan kami dengan para Pemburu Sampah bergerak ke desa lainnya untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang apa program Kampung Kurang Sampah,” terang Steve Ewon. ( Unggung Rispurwo )***