Pernyataan Imam tersebut merujuk pada pembentukan Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto yang dikelola oleh warga terdampak pembangunan Bendungan Bener. Dalam hal itu, warga tetap bisa mengelola lahan melalui koperasi dan BUMDes, bahkan terlibat dalam proyek sabuk hijau Bendungan Bener.
Dia menyebut pola pengelolaan sabuk hijau yang dilakukan Ganjar, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWS-SO), bersama masyarakat Wonosobo menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, karena masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan lahan PSN yang sudah dibebaskan.
“Ini belum ada di Indonesia, belum pernah ada. Oleh karena itu, kami coba untuk intensif mendampingi supaya ini menjadi pola nasional. Ini prestasi Pak Ganjar,” kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.