Baca juga : BBM Alami Kenaikan Harga per Februari 2023
Antusiasme pelaku pasar saat menanti rilis data inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Amerika Serikat sangat tinggi, karena data ini akan menjadi penentu kebijakan moneter The Fed yang sangat dinantikan.
Data tersebut akan dirilis pada Rabu mendatang, dan berdasarkan survei Reuters, CPI diprediksi akan mengalami penurunan menjadi 5,2% year-on-year (yoy) pada bulan Maret dari sebelumnya 6% (yoy).
Namun, yang menjadi sorotan adalah prediksi bahwa CPI inti, yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan, akan mengalami kenaikan menjadi 5,6% (yoy), melampaui angka sebelumnya yang sebesar 5,5% (yoy).
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa inflasi di sektor-sektor yang tidak volatil sulit untuk ditekan, dan The Fed mungkin akan mengambil langkah-langkah agresif dalam menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap risiko inflasi yang tinggi.