Dia mencontohkan, ketika belajar matematika, mata pelajaran itu dianimasikan, sehingga bisa lebih cepat dipahami oleh anak-anak. Selanjutnya dilakukan klasifikasi bagi anak yang intelektualnya tinggi, sedang dan kurang. Dengan memiliki bahan ajar yang bisa diakses secara online tersebut bisa mengurangi kendala soal fasilitas sekolah yang bagus atau tidak.
“Dengan bahan ajar tersebut maka guru tinggal memperhatikan para siswanya, jam guru mengajar pun jadi berkurang, “ ungkap Pendiri Universitas Nasional Pasim ini.
Untuk mendukung digitalisasi bahan ajar tersebut, negara harus hadir membiayai kebutuhan anak didik di Indonesia. Dengan adanya database yang lengkap bisa menghemat biaya sekaligus jadi bahan acuan dalam proses belajar mengajar.
“Para pengelola pendidikan swasta juga ikut terbantu karena tidak perlu mahal membayar gaji guru,” terangnya.