Ia menambahkan bahwa, rekoleksi ini menjadi kesempatan untuk saling berbagi pengalaman dan saling meneguhkan satu sama lain.
“Melalui rekoleksi ini kita saling menguatkan, agar tetap menjalani pelayanan dengan sukacita. Kita perlu mengingat, tugas prodiakon tidak bisa dianggap mudah. Ini bagian penting dari pelayanan altar,” tegasnya.
Pater Harda juga menekankan bahwa, pemahaman prodiakon tidak cukup hanya pada aspek liturgis dan sejarah, tetapi juga mencakup keterampilan, spiritualitas, dan ketulusan hati dalam menghadirkan Kristus kepada umat.
“Sebenarnya kami harus jujur bahwa kami para imam sangat terbantu berkat pelayanan para prodiakon,” tuturnya dengan nada tulus.
Sementara itu, Pater Paroki Siti Maryam Saluampak, Mathias Tobias Farneubun, MSC, yang dihubungi secara terpisah, turut mengapresiasi rekoleksi ini.