<strong>JENGGALA.ID</strong> - Profesor Danny Hilman Natawidjaja dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah mengakui penemuan piramid di Danau Toba yang tidak tercatat dalam naskah kuno adat Batak. Ini disebabkan karena piramid tersebut dibangun pada masa prasejarah, yang berarti tidak ada bukti tertulis tentangnya. Pernyataan Danny ini merupakan respons terhadap tudingan dari arkeolog senior Truman Simanjuntak, yang mempertanyakan faktor sejarah leluhur di Nusantara yang tidak mengenal struktur piramid, termasuk di kalangan Suku Batak. Danny merasa heran dengan pernyataan Truman, karena menurutnya, Truman adalah seorang peneliti megalitik yang sebelumnya juga meragukan keberadaan piramid di Indonesia, seperti pada zaman Gunung Padang.<!--nextpage--> Sebenarnya, penemuan struktur bangunan kuno yang menyerupai piramid bukan hal baru di Indonesia. Danny mengingatkan bahwa megalitik besar yang ditemukan di Pagar Alam, Sumatera Selatan, juga tidak tercatat dalam naskah kuno. Menurut Danny, tudingan nihilnya piramid di Danau Toba oleh Truman merupakan diskusi yang tidak perlu. Danny juga mengaitkan Candi Borobudur dengan struktur piramid berdasarkan banyaknya studi dari para peneliti asing yang merujuk pada bentuk mengerucutnya. Namun, dia mencatat bahwa ada berbagai istilah untuk menggambarkan struktur ini, seperti "punden berundak." Danny juga mengkritik Truman yang terlalu cepat mencemooh penemuan tersebut tanpa melakukan penelitian mendalam terkait piramida tersebut. Sebelumnya, Truman Simanjuntak telah mengkritik keras klaim penemuan piramida di Danau Toba, Sumatera Utara, dengan argumen bahwa piramida bukan bagian dari budaya leluhur di Nusantara, termasuk di kalangan Suku Batak.<!--nextpage-->