Meskipun Indonesia harus puas dengan peringkat runner-up, mereka merasa bangga atas pencapaian tersebut. Guru pembimbing, Sutanto, mengungkapkan kebanggaannya atas kerja sama tim yang luar biasa dan upaya keras siswa serta dewan guru Malhikdua. Keikutsertaan Malhikdua dalam kompetisi ini merupakan pencapaian besar yang menjadi impian pesantren sejak 2017.
Sebelumnya, tim Malhikdua juga meraih posisi ketiga dalam Debat Bahasa Arab Tingkat ASEAN di International Islamic University Malaysia (IIUM) di Kuala Lumpur.
Prestasi ini memberikan motivasi bagi mereka untuk terus bermimpi dan meraih prestasi internasional di berbagai bidang, seperti sains, teknologi, dan bahasa.
Salah satu anggota tim debat Malhikdua, Ajid Maulana Izza, mengaku sangat berkesan dengan pengalaman ini. Bagi mereka, menjadi wakil Indonesia di Doha, Qatar, adalah suatu kehormatan dan peluang untuk menginspirasi generasi muda di tanah air. Keberhasilan ini juga membawa harum bangsa Indonesia di ajang bergengsi internasional.