Meskipun Bioavtur-SAF memiliki harga yang relatif lebih tinggi daripada avtur fosil, keunggulannya adalah emisi Gas Rumah Kaca Lingkup 3 yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Penggunaan Bioavtur-SAF oleh maskapai penerbangan komersial berpotensi mengurangi emisi karbon dalam industri penerbangan hingga 22.000 ton CO2e per tahun.
Taufik menekankan bahwa diperlukan kebijakan pemerintah dan kolaborasi lintas sektor untuk mengkomersialisasikan produk ini.
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menekankan keberhasilan Kilang Cilacap dalam memproduksi Bioavtur-SAF sebagai bagian dari program transisi energi Pertamina. Transformasi menuju bahan bakar hijau untuk aviasi adalah komitmen yang dibagikan oleh Pertamina dan semua anak perusahaannya. Kilang Cilacap, sebagai contoh, telah menjadi Green Refinery yang mampu memproduksi bahan bakar rendah emisi.