Diskusi itu, kata dia, bertujuan membangun semangat mahasiswa dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 2023 yang difokuskan tentang peran pemuda untuk mampu memahami bahaya paham radikalisme dan intoleransi.
Menurut dia, paham tersebut bisa saja muncul di lingkungan mahasiswa, untuk itu semua pihak, khususnya mahasiswa sebagai kaum pemuda intelektual, harus memiliki kemampuan untuk menangkal.
“Kita tidak bisa menutup mata bahwa paham radikalisme dan intoleransi di Kabupaten Garut cukup merebak, dan kita akan melakukan upaya-upaya bagaimana paham ini bisa kita tangani bersama-sama,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Administrasi Umum, Perencanaan, dan Sumber Daya Manusia ITG Andri Ikhwana menyatakan pihaknya di lingkungan kampus ITG sudah melakukan upaya untuk mewaspadai paham radikalisme dan intoleransi yang disampaikan dalam setiap kegiatan kampus, termasuk saat perkuliahan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.