<strong>JENGGALA.ID</strong> - Kebijakan pemerintah yang melarang TikTok Shop berjualan di Indonesia telah memberikan dampak luar biasa bagi pedagang di tanah air, terutama di ITC Cempaka Mas. Salah satu yang merasakan dampak positif adalah Herni, seorang pedagang pakaian pria di ITC Cempaka Mas. Dia melaporkan peningkatan signifikan dalam penjualan toko setelah TikTok Shop ditutup. Sebelum larangan, toko Herni hanya mampu menghasilkan Rp500 ribu-Rp700 ribu per hari. Setelah larangan, omzetnya melonjak menjadi Rp2 juta-Rp3 juta per hari. Tidak hanya Herni, Asri, yang berdagang produk kecantikan, juga merasakan peningkatan pembeli setelah TikTok Shop ditutup. Dia berterima kasih kepada Kementerian Perdagangan karena mengeluarkan aturan terhadap social commerce yang melakukan praktik predatory pricing.<!--nextpage--> Pedagang lain di ITC Cempaka Mas juga menyatakan bahwa penjualan mereka telah meningkat sejak TikTok Shop ditutup. Mereka merasa bahwa larangan TikTok Shop sudah cukup, dan tidak perlu menghentikan e-commerce lain seperti Shopee dan Lazada, karena harga barang di platform tersebut tidak seburuk TikTok Shop. Namun, tidak semua pedagang merasakan dampak yang sama. Dwi, yang berjualan produk fesyen wanita di lokasi yang sama, mengatakan bahwa penghasilannya tidak terlalu berpengaruh usai TikTok Shop dilarang. Menurutnya, pedagang offline seharusnya mengikuti perkembangan zaman yang serba digital. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan kebahagiannya atas hasil larangan jualan TikTok Shop. Ia melihat bahwa setelah kebijakan ini berlaku, pedagang offline telah mulai mendapatkan lebih banyak pembeli.<!--nextpage-->