“Ketika menghadapi kekuasaan, menghadapi Pak Jokowi, PDIP tahu betul bahwa hari ini mereka masih punya sumber-sumber kekuasaan yaitu menteri, kemudian kepala-kepala lembaga negara. PDIP masih punya kontrol di situ,” terang Pangi.
“Kalau kemudian ini akan terjadi deathlock atau PDIP melakukan hubungan yang agak keras, jangan lupa juga bahwa tanggal 14 Februari itu presidennya masih Pak Jokowi, beliau tidak cuti,” lanjutnya.
Selain karena beberapa hal di atas, Pangi mengatakan bahwa jika PDIP terlalu bersikap keras kepada keduanya, akan muncul kesan bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu menzalimi Jokowi dan Gibran. Hal ini tentunya akan merugikan PDIP.
“Kalau dipecat kemudian ada terkesan bahwa mereka dianggap terzalimi,” terang Pangi.