Tentang peralihan dari pertalite ke pertamax green 92, Luhut memastikan bahwa harga bahan bakar akan dipertimbangkan agar tidak memberatkan masyarakat. Namun, ia juga mengakui bahwa langkah ini masih dalam tahap pertimbangan awal dan akan menjadi lebih jelas setelah penelitian Propera selesai dalam beberapa minggu mendatang.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, telah mengusulkan penghapusan pertalite pada tahun 2024 dan menggantinya dengan pertamax green 92. Namun, ia menegaskan bahwa ini hanyalah usulan dari Pertamina dan merupakan bagian dari Program Langit Biru Tahap 2 yang masih dalam tahap penelitian internal.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa pelaksanaan penggantian ini mungkin tidak dapat dilakukan tahun depan karena ketersediaan bahan baku etanol yang masih terbatas di Indonesia. Meskipun ada perkebunan tebu di Jawa Timur, itu masih belum mencukupi, dan upaya pengembangan lebih lanjut akan melibatkan teknologi dari Brasil. Arifin juga mengindikasikan potensi pengembangan perkebunan tebu di Papua, yang pada awalnya merupakan habitat asal bibit tebu sebelum pindah ke Brasil.