Ia mengatakan ibu-ibu Katolik ri Paroki Siti Maryam Saluampak merupakan garda terdepan atau ujung tombak pemerintah dalam mencegah stunting, karena secara langsung dapat melihat kondisi balita setiap bulan di setiap dusun yang kaluan tempati tinggal.
Hera mengatakan peran peran ibu-ibu Katolik selain kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar, karena selain menjadi pemberi isu kesehatan pada masyarakat, juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Antisipasi stunting harus dilaksanakan sejak awal pernikahan, dilanjutkan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak anak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun,” tambah dr Nisma.
Nisma meminta ibu-ibu Katolik dan mengajak masyarakat agar rutin membawa anaknya ke posyandu. “Jika kegiatan posyandu sudah terselenggara dengan baik, angka stunting dapat ditekan,” terangnya.