JENGGALA.ID – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra menyatakan potensi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum hilang kendati sempat menguat pada penutupan perdagangan Senin (30/10/2023).
“Rupiah ditutup menguat kemarin (Senin, 30/10/2023) terhadap dolar AS, namun penguatan tidak jauh dari level Rp15.900 per dolar AS, sehingga ada kemungkinan potensi pelemahan rupiah masih belum hilang,” ungkapnya dikutip dari Antara, Selasa (31/10/2023).
Adanya kemungkinan pelemahan rupiah memicu antisipasi pasar terhadap jelang keputusan Bank Sentral AS dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.
Pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan akan menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan FOMC. Inflasi masih menjadi fokus karena melenceng jauh dari target 2 persen, dan para pejabat AS akan bertanya apakah kebijakan saat ini masih cukup mendorong turunnya inflasi atau perlunya kebijakan baru.