“Untuk itu, produk pangan harus bebas dari bahan pencemar yang dapat mengganggu kesehatan manusia baik secara cepat maupun lambat,” ujar Wati lagi.
Pertanian ramah lingkungan memperhatikan aspek ekologi dan sosial ekonomi untuk menjamin produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup petani.
Staf Deputi Senior Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) CUSS, Julianus Bottong pada media ini menjelaskan bahwa, dalam Training of Trainer (TOT) dengan Pertanian Ramah Lingkungan.
“Lewat TOT, peserta fasilitator di tiap Tempat Pelayanan (TP) teritori masing-masing dan kita harapkan mampu menyusun materi dan bahan ajar tentang Pertanian Ramah Lingkungan,” katanya.
Peserta TOT diharapkan juga mampu menyampaikan materi dan bahan ajar kepada peserta fasilitator pertanian.