Selain itu, sambungnya, kesalahan pola asuh orang tua yang bersifat otoriter juga meningkatkan risiko anak melakukan judi. Kemudian hal tersebut menyebabkan anak remaja pada umumnya memiliki sifat impulsif, yang dengan cepat mencari kenyamanan di internet untuk mengurangi perasaan tidak enak.
“Di game itu ada fitur gambling juga. Gacha system (mekanisme pembelian barang di gim video yang bersifat untung-untungan) itu gambling loh,” kata Kristiana yang juga Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Berdasarkan penelitiannya pada 2019, kata dia, sekitar 30 persen anak remaja dengan usia 10-18 tahun di Jakarta mengalami adiksi internet, termasuk bermain video gim, taruhan, sosial media, bahkan pornografi.