Pemicu kerusuhan nasional bukan tindakan Kompol Cosmos, melainkan keputusan elite politik yang menyakiti rasa keadilan rakyat.
Kenaikan gaji DPR RI sebesar Rp3 juta per hari dan tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan adalah akar kemarahan publik yang menyulut demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Indonesia.
Rakyat yang masih hidup dalam kemiskinan menyaksikan elite politik menumpuk fasilitas mewah.
Kebijakan tidak sensitif inilah yang menyulut amarah kolektif rakyat, dan pada akhirnya, aparat kepolisian seperti Kompol Cosmos dipaksa menghadapi gejolak sosial yang seharusnya dicegah oleh pemimpin sipil.
Kompol Cosmos bukan provokator. Ia hanya menjalankan tugas di tengah badai yang dipicu oleh keputusan politik di atasnya.
Mari kita jujur dan berani menyebut akar persoalan ini: Yang bertanggung jawab atas kematian Affan Kurniawan bukan Kompol Cosmos, tetapi para pengambil kebijakan di DPR RI. Tanpa keputusan yang tidak bijak dari DPR, demonstrasi itu tidak akan terjadi. Maka darah Affan adalah luka bangsa yang tidak bisa dicuci hanya dengan menghukum aparat di lapangan.












