Norma sosial yang membenarkan perlakuan diskriminatif terhadap perempuan, seperti menganggap pelecehan seksual sebagai hal yang biasa atau membenarkan kekerasan terhadap perempuan, juga dapat mengakar dalam masyarakat dan memperkuat misogini.
Ketidaksetaraan Gender: Ketidaksetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan, seperti akses terhadap pendidikan, pekerjaan, kesehatan, politik, dan kebijakan publik, dapat memperkuat misogini.
Ketidaksetaraan gender yang masih ada dalam banyak masyarakat di seluruh dunia dapat memberikan pandangan bahwa perempuan tidak sebanding dengan laki-laki, dan bisa menjadi dasar bagi munculnya sikap atau perilaku misoginis.
Baca juga : 5 Serial Drama Korea yang Menguji Stigma
Stereotip Gender: Stereotip gender yang umumnya menggambarkan perempuan sebagai lemah, emosional, atau hanya cocok untuk peran-peran tradisional seperti menjadi ibu atau mengurus rumah tangga, dapat memperkuat misogini. Stereotip ini dapat mempengaruhi pandangan dan perlakuan terhadap perempuan, serta menghambat perempuan dalam mencapai potensi penuh mereka.