Pendidikan dan Sosialisasi: Pola pikir yang misogynistis dapat terbentuk sejak dini melalui pendidikan dan sosialisasi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ketika anak laki-laki diberikan perlakuan istimewa atau diberi penghargaan lebih hanya karena mereka laki-laki, sedangkan perempuan dianggap sebagai inferior atau diberikan peran tradisional yang terbatas, hal ini dapat membentuk pandangan yang merendahkan terhadap perempuan dan menyebabkan misogini.
Baca juga : Tiga Pemain Kunci Persib Bandung Tak Bisa Tampil Hadapi Bali United
Budaya dan Norma Sosial: Budaya dan norma sosial tertentu juga dapat memperkuat misogini. Beberapa budaya atau komunitas mungkin memiliki keyakinan atau tradisi yang menganggap perempuan sebagai objek, memiliki peran terbatas, atau dianggap tidak setara dengan laki-laki.