Banjir yang terjadi di dua desa tersebut merendam lahan perkebunan dan ratusan rumah warga, dengan ketinggian air satu meter, akibat banjir itu banyak warga yang terganggu aktivitas warga di dua desa tersebut.
Selain itu banjir juga merendam akses jalan penghubung di antara desa, menyebabkan warga di dua desa tersebut terisolir, warga yang ingin bepergian hanya dapat menggunakan perahu dan berjalan kaki, untuk menerobos genangan banjir.
Lebih lanjut Arwis Ansar menjelaskan, banjir menerjang kedua desa tersebut terjadi mulai bulan Maret sampai saat ini, warga yang terdampak banjir selain membutuhkan sembako, juga membutuhkan obat-obatan, karena lahan pertanian dan perkebunsn milik warga di dua desa itu terancam gagal panen.
Warga berharap pemerintah segera melakukan perbaikan tanggul sungai Rongkong yang jebol tersebut, sehingga kedua desa itu terhindar dari bencana banjir yang sudah merendam dua desa selama satu bulan.