Namun, Ramaiya justru melanggar instruksi dengan menemui manajer logistik dan seorang perempuan yang memiliki riwayat penyakit jantung dan ginjal yang membuatnya rentan terhadap Covid-19, padahal seharusnya dia segera meninggalkan gedung. Bahkan, ketika supervisor meminta Ramaiya untuk meninggalkan ruangan, dia malah berbalik, menarik masker, membuka mulut, dan batuk sekali lagi sebelum akhirnya pergi.
Tindakan Ramaiya ini sangat tidak pantas, terutama mengingat Singapura saat itu sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi pada bulan September hingga Oktober 2021. Wakil jaksa penuntut umum, Sruthi Bopana, menyatakan bahwa tindakan batuk seharusnya tidak dijadikan bahan bercandaan, dan Ramaiya tidak mematuhi instruksi yang diberikan oleh pihak berwenang.