“Dari 20 ribu sudah 4.700 atau 20 persen sudah naik kelas dari segi kemampuan digital. Levelnya lebih tinggi lagi, mereka harus terampil digital,” ujarnya.
Ia menjelaskan pelaksanaan program pendampingan itu meliputi edukasi pemanfaatan teknologi sederhana hingga yang paling mutakhir.
Sebagai contoh, tutur Nyoman, pelaku UMKM didampingi untuk memasarkan produknya dengan memanfaatkan sistem virtual reality (VR).
“Kita melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada UMKM untuk menekuni dan mendalami, pemanfaatan teknologi digital,” ujarnya.
Nyoman memastikan program pendampingan itu terus dilakukan sehingga mampu melahirkan pelaku UMKM yang naik kelas dalam pemanfaatan teknologi untuk keberlangsungan bisnisnya.
“Kami fokus ke UMKM produsen. Kita berikan pendampingan sampai bisa dan mengerti. Ada fasilitator yang membantu juga. Jadi tujuannya supaya mereka naik kelas dari segi digital, tidak hanya volume penjualannya saja,” ucap dia.