JENGGALA.ID – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah mengestimasi kerugian total akibat kebakaran di Gunung Bromo, Jawa Timur, yang disebabkan oleh flare prewedding mencapai Rp8,3 miliar. Menurut Hendra, juru bicara Balai Besar TNBTS, kerugian ini terbagi menjadi tiga komponen utama.
Pertama, biaya pemadaman kebakaran hutan sekitar Rp216 juta. Kedua, kerugian akibat hilangnya habitat atau biaya pemulihan ekosistem sekitar Rp3,3 miliar. Ketiga, kerugian akibat penutupan Gunung Bromo yang berdampak pada jasa wisata sekitar Rp4,9 miliar.
Selain itu, luas lahan Gunung Bromo yang terdampak karhutla mencapai 989 hektar. Proses rehabilitasi flora di kawasan TNBTS yang terbakar memerlukan waktu tiga hingga lima tahun. Ada dua metode rehabilitasi yang digunakan: pertumbuhan alami dan penanaman pohon. Pertumbuhan alami seperti di savana sudah dimulai dengan munculnya tunas dalam satu sampai dua bulan. Namun, penanaman pohon endemik seperti cemara gunung dan mentigi membutuhkan tiga hingga lima tahun untuk kembali seperti semula.