Lewat aplikasi pula, pembayaran tak lagi bergantung kepada uang tunai tapi bisa juga memanfaatkan e-wallet ataupun mobile banking.
Aplikasi juga memungkinkan jika pengguna hendak menjual atau menyetor sampah ke lebih dari satu bank sampah. “Kami bisa menyesuaikan skema seperti apa yang diinginkan,” kata mahasiswi yang sudah duduk di semester akhirnya itu.
Dosen Program Studi Teknik Industri Utama, Muchammad Fauzi, menjelaskan Universitas Widyatama telah bermitra dengan Bank Sampah Bersinar (BSB) dalam mengembangkan dan mengimplementasikan konsep pengelolaan sampah.
Implementasi, kata dia, perlu dikembangkan di berbagai wilayah sebagai upaya mengurangi dampak buruk sampah bagi lingkungan dan masyarakat.
Selain mengembangkan aplikasi digital pengelolaan sampah anorganik, Fauzi mengungkapkan, mahasiswa Universitas Widyatama juga membuat produk kemasan berbahan dasar pelepah pisang. Ini ditawarkan untuk mengurangi sampah styrofoam.