Jokowi mengklaim, angka tersebut cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN.
Presiden menambahkan, sejumlah indikator sasaran pembangunan nasional menunjukkan tren yang positif.
Diantaranya, angka kemiskinan turun dari 10,1 persen menjadi 9,54 persen, dan angka pengangguran menurun dari 7,1 persen menjadi 5,9 persen karena banyaknya investor yang masuk Indonesia.
Lebih lanjut, Jokowi bersyukur karena arus modal tidak lagi terpusat di Pulau Jawa. Bahkan, sekarang porsi arus modal di luar Pulau Jawa lebih tinggi mencapai 53 persen.
Dengan begitu, Presiden optimistis pemerataan ekonomi terjadi di seluruh wilayah Tanah Air.
“Artinya, di Jawa hanya 47 persen. Kalau terus naik membesar, pemerataan ekonomi akan terjadi tidak hanya di Jawa saja, tapi juga terjadi di luar Jawa,” tandasnya.