<strong>JENGGALA.ID</strong> - Markas pasukan perdamaian PBB di Libanon selatan menjadi sasaran roket yang diduga berasal dari Israel utara. UNIFIL, pasukan perdamaian PBB, telah mengonfirmasi insiden tersebut dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan asal roket tersebut. Beruntungnya, tidak ada korban dalam serangan ini karena pasukan perdamaian sedang tidak berada di lokasi saat kejadian. Kondisi konflik semakin memanas, dengan Israel mengklaim melakukan serangan balasan atas serangan roket yang diluncurkan dari wilayah Libanon selatan. IDF (Israel Defense Forces) melaporkan bahwa sirene peringatan berbunyi di utara Israel, dan sembilan roket telah ditembakkan dari Libanon ke wilayah Israel. Meski lima roket berhasil dihancurkan oleh teknologi pertahanan udara Israel, IDF juga melakukan serangan balasan ke titik peluncuran roket di Libanon.<!--nextpage--> Selain serangan terhadap markas UNIFIL, kelompok milisi Hizbullah di Libanon juga telah menargetkan barak Israel di Hanita dengan roket kendali. Serangan ini disebut telah menewaskan beberapa orang, termasuk pejabat tinggi. Konflik semakin memburuk, dengan Hizbullah mengklaim bahwa serangan roket mereka adalah sebagai balasan atas pembunuhan seorang jurnalis Reuters oleh pasukan Israel dalam serangan sebelumnya di wilayah Libanon. Penting untuk dicatat bahwa sebelum insiden ini, IDF telah memberikan peringatan kepada kelompok milisi di Libanon, termasuk Hizbullah, agar tidak ikut campur dalam konflik di Gaza. Mereka juga memperingatkan pemimpin milisi Hizbullah untuk memperhatikan nasib yang menimpa Hamas. Konflik di kawasan ini semakin memanas dengan serangkaian serangan roket dan tindakan balasan dari kedua belah pihak, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.<!--nextpage-->