Guru di kelasnya sontak menemukan cara untuk membedakan masing-masing Mahfud dengan menggunakan kode angka.
Sosok Menko Polhukam ini kala itu diberi julukan ‘Mahfud B’ untuk memanggil dirinya, terutama di presensi kelas.
Mahfud dan wali kelasnya merasa bahwa menambahkan sekadar huruf di namanya kurang tepat. Keduanya akhirnya sepakat untuk menambahkan nama ‘Mahmodin’ di belakang nama Mahfud. Diketahui, Mahmodin adalah nama sang ayah.
Sepekan setelah keputusan tersebut, Mahfud merasa tak enak menggunakan nama ayahnya di namanya dan mengusulkan untuk menyingkat ‘Mahmodin’ menjadi ‘MD.’
“Saya Mahfud Mahmodin, setelah satu minggu saya yang ndak enak. Namanya begini ya nggak keren, usul ke guru ‘Mahmodin ganti MD’ gitu,” kata Mahfud.
Lucunya, nama tersebut terbawa hingga penulisan ijazah. Nama Mahfud di ijazah tertera sebagai ‘Mahfud MD’ dan kala itu tidak bisa diganti.