Menurut Ridho, optimalisasi lahan tidur dilakukan melalui diversifikasi tanaman kelapa sawit tanpa mengganggu eksistensi kebun teh yang sudah ada. Langkah ini dipilih setelah kajian internal perusahaan menunjukkan bahwa penanaman teh di lahan tidur sulit dilakukan akibat tingginya biaya produksi.
“Jika tidak dioptimalkan, lahan tersebut justru berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun negara, bahkan membuka celah terjadinya pelanggaran hukum,” ujarnya.
Ridho menambahkan, seluruh proses optimalisasi dilakukan sesuai regulasi, mengacu pada kajian yang sah, serta mendapatkan atensi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kinerja Kebun Teh Melesat
Meski melakukan diversifikasi, PTPN IV PalmCo menegaskan tetap konsisten menjaga keberlanjutan kebun teh. Sepanjang dua tahun terakhir, unit kebun teh di Regional II mencatat kinerja positif setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan.











