Ia juga menyebutkan proyek kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam mengembangkan jet tempur KF-21. Bobby menyatakan bahwa Defend ID berpartisipasi aktif dalam proyek tersebut, dan melalui berbagai kemitraan teknologi, mereka berharap dapat mencapai swasembada dalam 10 hingga 15 tahun.
Di sisi lain, ia juga membahas dampak konflik geopolitik terhadap industri pertahanan, menunjukkan bahwa konflik semacam itu seringkali meningkatkan harga saham perusahaan pertahanan. Namun, konflik tersebut dapat menyebabkan keterlambatan dalam produksi peralatan pertahanan. Beberapa negara bahkan menghentikan ekspor peralatan pertahanan mereka selama konflik geopolitik, seperti China yang berhenti menjual drone ke negara lain.
Untungnya, industri pertahanan Indonesia tidak terpengaruh oleh konflik-konflik tersebut. “Ekspor kita tetap tidak terpengaruh, dan tidak ada yang meminta senjata kita untuk digunakan dalam pertempuran. Aspek positif yang paling penting adalah bahwa senjata kita tidak digunakan untuk melukai manusia,” ujar Bobby.