Berdasarkan temuan Konsorsium Indonesia Leaks, ICW menyatakan bahwa pengadaan alat sadap ini memiliki potensi untuk mengancam keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Pegasus diketahui dapat digunakan untuk menyadap hanya dengan mengakses dokumen atau tautan tertentu.
“Kami melihat adanya potensi penyalahgunaan alat sadap ini untuk kepentingan di luar penegakan hukum. Informasi dari Indonesia Leaks menunjukkan adanya dugaan penyalahgunaan saat pemilu tahun 2019, dengan beberapa nama politisi besar yang menjadi target Pegasus,” jelas Tibiko.
Pegasus sendiri adalah alat sadap yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Israel, NSO Group. Alat ini memiliki kemampuan untuk memata-matai pengguna perangkat elektronik dan mencuri data mereka. Pegasus dapat masuk ke dalam perangkat digital, seperti ponsel atau laptop, dan mengakses informasi yang ada di dalamnya, bahkan dapat mengaktifkan mikrofon dan kamera tanpa sepengetahuan pemilik aslinya.