Febrio juga menegaskan pentingnya peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai alat untuk meredakan gejolak ekonomi. APBN harus mampu memastikan ketersediaan kebutuhan pangan, termasuk beras, terjaga dengan harga yang terjangkau, terutama di saat-saat penting seperti sekarang.
Presiden Joko Widodo juga mengingatkan tentang ancaman perubahan iklim yang dapat berdampak pada produksi beras. Hal ini adalah peringatan bahwa ancaman ini perlu dihadapi dengan serius, meskipun dulu pernah dianggap sepele.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Ad Interim, Erick Thohir, mengumumkan komitmen dari Presiden China Xi Jinping untuk menyediakan 1 juta ton beras bagi Indonesia. Komitmen ini diungkapkan saat kunjungan Jokowi ke China pada Selasa (17/10).