Gus Yahya menegaskan bahwa preferensi politik adalah urusan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan organisasi keagamaan yang dipimpinnya. Beliau memberikan kebebasan kepada masing-masing warga untuk membuat pilihan politik mereka sendiri. Gus Yahya juga menyatakan bahwa ia dan jajaran PBNU lainnya mungkin memiliki preferensi politik yang berbeda, dan ini adalah hak yang harus dihormati.
Pada acara-acara mendatang seperti musyawarah nasional (munas) alim ulama dan konferensi besar (konbes), PBNU tidak akan memberikan panggung kepada calon presiden atau wakil presiden. Mereka lebih memilih mengundang ahli di luar NU yang memiliki pengetahuan tentang perkembangan teknologi terkini, seperti kecerdasan buatan (AI), untuk memberikan pemahaman kepada ulama-ulama NU.