” Gereja harus mengajarkan nilai-nilai moral kepada umat tanpa memihak kepada satu partai atau kandidat. Gereja adalah tempat untuk menemukan hikmat Tuhan, bukan panggung untuk kampanye politik netralitas pemuka agama dalam pilkada juga penting untuk menjaga martabat agama dan keharmonisan sosial. Ketika pemuka agama terjebak dalam pusaran politik praktis, agama bisa kehilangan kesakralannya dan menjadi alat politik semata. Sebab peran sebagai pemuka agama bukanlah untuk memenangkan kandidat politik, melainkan untuk memenangkan hati manusia bagi Kristus. Kita harus waspada agar gereja tidak diseret dalam konflik kekuasaan,” jelas Tandiesak.
** Megasari/Yustus