Nah, peran pemuka Agama dalam Masyarakat seperti pendeta, imam, ulama, dan pastor, sering kali menjadi panutan bagi umat dalam menentukan sikap dan tindakan. Pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat spiritual, tetapi juga merambah ke ranah sosial dan politik. Di tengah hiruk-pikuk politik, suara mereka kerap dianggap sebagai suara moral yang mampu menuntun umat untuk mengambil keputusan yang tepat.
Namun, ketika pemuka agama terlalu terlibat dalam politik praktis, seperti mendukung atau berkampanye untuk kandidat tertentu, mereka berisiko kehilangan legitimasi moral dan menjadi alat politik. Hal ini tidak hanya merusak citra agama tetapi juga mengganggu kerukunan antarumat beragama dan stabilitas sosial.
Tandiesak memberikan nalar seperti yang dikatakan oleh Martin Luther King Jr bahwa,” gereja bukanlah tuan atau hamba dari negara, tetapi hati nurani negara. Gereja harus menjadi pemandu moral yang tidak berafiliasi dengan kekuasaan politik,” terangnya.