Olehnya itu, penting bagi pemuka agama untuk tetap netral dan fokus pada peran mereka sebagai penjaga moralitas publik.
Netralitas pemuka agama dalam Pilkada bukan berarti mereka harus menjauh dari diskursus politik. Sebaliknya, netralitas adalah bentuk tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa proses politik berjalan dengan adil, jujur, dan bebas dari tekanan keagamaan yang berlebihan.
Pemuka agama yang netral dapat berperan sebagai fasilitator yang memberikan edukasi kepada umat tentang pentingnya berpolitik secara etis dan berintegritas, mengedepankan nilai-nilai universal seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Dengan tidak memihak, pemuka agama juga dapat membantu umat menilai para calon pemimpin berdasarkan visi, misi, dan program kerja, alih-alih berdasarkan sentimen agama atau hubungan pribadi.