SULSEL, JENGGALA.ID – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu wujud nyata dari demokrasi di Indonesia yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemuka agama. Sebagai figur yang dihormati dan memiliki pengaruh besar, pemuka agama sering kali menjadi rujukan umat dalam mengambil sikap, termasuk dalam menentukan pilihan politik.
Namun, peran mereka di ranah politik kerap memunculkan dilema, terutama ketika ada kecenderungan untuk mendukung atau mengkampanyekan kandidat tertentu.
Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Tandiesak Parinding pada media ini via whatsapp, Senin 9 September 2024 bahwa, dukungan terang-terangan ini tidak hanya berpotensi merusak citra dan otoritas moral pemuka agama, tetapi juga dapat mengganggu kerukunan di antara umat, terutama di tengah masyarakat yang plural dan memiliki pandangan politik yang beragam,” sebutnya.