Menurut Rully, data-data ekonomi yang signifikan tidak banyak beredar, sehingga membuat pelaku pasar berspekulasi terhadap berita pilpres 2024 yang diharapkan akan berpengaruh baik bagi pasar ke depan.
Meninjau dari keadaan global, index dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan karena yield obligasi pemerintah AS yang turun dan klaim pengangguran AS yang berada di angka 204 ribu pada September 2023, meningkat dari Agustus 2023 yang sebesar 202 ribu.
Menurut Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong, Rupiah menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi pasca data ekonomi AS penjualan rumah tertunda (pending home sales) dan indeks manufaktur The Fed Kansas yang sangat lemah.
Tercatat, indeks aktivitas manufaktur The Fed Kansas melemah ke posisi minus 13 pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar 12,0. “Penguatan (Rupiah) mungkin akan terbatas, mengingat investor masih akan mengantisipasi data penting inflasi PCE (Personal Consumption Expenditure) AS malam ini,” kata Lukman.