Komisaris perusahaan Arema FC, PT AABBI, Tatang Dwi Arifianto, memberikan respons.
“Direksi dan manajemen berkumpul membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kami memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola. Seperti pedangan kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema ini mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya,” katanya.
Sebelumnya, direksi dan manajemen Arema konsisten ingin tetap mempertahankan eksistensi klub.
Menurut mereka, itu jadi bentuk tanggung jawab pasca Tragedi Kanjuruhan.
“Upaya yang ditempuh Arema setelah musibah sudah kami lakukan. Mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses gugatan hukum baik perdata maupun pidana. Hingga menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi. Meskipun juga ada sanksi dan denda dari PSSI,” sambungnya.