Portofolio diumpamakan mesin dalam mobil, dan roh dalam manusia. Tanpa portofolio yang baik, fotografer atau videografer akan sulit dalam mendapat kepercayaan calon pelanggan.
“Paling pertama yang dibutuhkan pasti portfolio, ini akan menunjukkan sejauh mana kemampuan fotografi atau videografi seseorang,” kata Leo.
Leo menyarankan bagi pemula untuk mulai mengumpulkan portofolio dokumentasi pernikahan dari bekerja penuh maupun paruh waktu pada vendor atau penyedia jasa foto pernikahan yang telah memiliki banyak klien.
Peralatan yang cukup
Bila berbicara tentang fotografi atau videografi, alat tempur berupa kamera tentu merupakan hal esensial. Untuk memulai bisnis bidang tersebut, Leo menyarankan untuk menyediakan setidaknya tiga buah lensa, yakni lensa ultra wide, medium, dan tele.