Melihat hal ini, Prisilia mendorong dan mengajak semua perempuan di Mimika untuk turut serta menjadi agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang di inisiasi Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI).
Agen-agen SPAK, terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, buruh, aktivis, guru, hingga perempuan yang berkarier di pemerintahan dan swasta, serta istri-istri pejabat maupun penyelenggara negara yang suaminya sangat rentan terlibat tindak pidana korupsi.
Menanamkan budaya antikorupsi dan berperilaku jujur yang dimulai dari diri sendiri lalu ‘menular’ ke keluarga, saudara, teman atau sahabat, tentunya akan membentuk dan memperluas ekosistem budaya antikorupsi di Mimika.
“Dan apabila kultur antikorupsi yang sarat dengan nilai-nilai kejujuran didalamnya dapat ‘mengental’ di bumi Cendrawasih, Saya dan kita semua pastinya tidak akan lagi melihat pemandangan mirisnya kondisi masyarakat Mimika, yang berdiri di atas emas namun masih berjalan tanpa alas,” pungkasnya.