Kegiatan penanaman ini bukan hanya menyuburkan lahan, tetapi juga memicu minat masyarakat di sekitar. Menurut Detty, kelompok tani Bima Tunas Sejahtera menjadi stimulan bagi warga lain yang belum terlibat. “Masyarakat yang awalnya tidak ikut, melihat keberhasilan penanaman alpukat, kini mulai menanam pohon sendiri. Mereka menyadari bahwa alpukat varietas Miki lebih menguntungkan daripada rambutan atau mentega,” katanya. Meski skala penanaman saat ini masih sekitar 300–1.000 pohon, aktivitas ini sudah mendorong perdagangan buah lokal ke pasar induk terdekat, memberikan peluang ekonomi yang menjanjikan.
Selain dampak ekonomi, program LindungiHutan membawa perubahan signifikan pada lingkungan. Sebelumnya, lahan bekas galian tanah di Koranji sangat tandus, rawan longsor dan banjir akibat erosi. “Sekarang, setelah ditanami akasia dan alpukat, area ini mulai hijau kembali. Kami juga membuat DAM penahan untuk mengurangi erosi akibat aliran sungai deras,” terang Detty. Hingga awal 2025, LindungiHutan telah melaksanakan empat kegiatan penanaman di Desa Koranji, dan memperluas ke kelompok tani Karya Lestari serta KTH Mulia Bakti di kecamatan Purwodadi.












