Sertu Kristianus menggarisbawahi dua penyakit yang tidak bisa ditoleransi bagi calon Paskibraka, yakni jantung dan patah tulang kaki.
“Seorang Paskibraka harus memiliki kaki yang kuat, untuk menopang saat melangkah secara tegap,” jelasnya.
Untuk keputusan para peserta didik lolos atau tidak, tergantung hasil pemeriksaan dokter. Apabila dokter memutuskan ada kerawanan jika dipaksakan ikut Paskibraka, maka panitia mengikuti keputusan dokter.
“Dari semula 168 kini masih tersisa 165 anak yang masih berjuang mengikuti serangkaian tes lainnya,” terangnya.
Salah seorang calon Paskibraka, Jihan Birgita B siswi kelas X SMK Negeri 7 Luwu Utara mengungkapkan, kesungguhan agar diterima sebagai bagian dari anggota Paskibraka, saat perayaan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI.