“Kandungan berbahaya di dalam beras plastik dapat mempengaruhi sistem reproduksi seperti ovarium, sperma, sistem saraf pusat, dan sel-sel kulit. Kalau ada yang mendapati dapat melaporkan ke Diskoperindag Cianjur sehingga dapat ditindaklanjuti,” kata dia.
Hingga saat ini, ungkap dia, belum ada kasus beras plastik di Cianjur namun pihaknya meningkatkan koordinasi ke berbagai lapisan masyarakat dan distributor beras serta Bulog Cianjur sebagai langkah pencegahan.
“Kami juga berkoordinasi dengan universitas ternama di Yogyakarta untuk mencari tahu ciri dari beras sintetis, sehingga berbagai upaya dan antisipasi dapat dilakukan,” katanya.